selamat datang sobat jendelainternet.com, Istilah cryptocurrency semakin diperbincangkan di indonesia pasca meningkatnya berbagai jenis mata uang digital, sang raja dari cryptocurrency yaitu Bitcoin sudah mulai banyak diminati sebagai investasi karena nilainya yang terus meningkat secara fluktuatif. Artikel ini akan mengulas tentang pemahaman dasar dari cryptocurrency dan sistem dari blockchain.
Pengertian Blockchain
Apa Itu Teknologi Blockchain? Blockchain adalah sistem pencatatan atau database yang menyimpan setiap transaksi dan tersebar luas di jaringan, Blockchain sering disebut sebagai distributed ledger. Setiap transaksi akan dicatat dan dapat dilihat oleh seluruh pengguna di internet.
Jadi Blockhain juga bisa didefinisikan sebagai sebuah buku besar yang bisa diakses oleh siapa saja, termasuk orang yang tidak melakukan transaksi.
Ciri khas Blockchain dalam pencatatan transaksi
1. Memiliki perhitungan yang lebih logis
Blockhain adalah sesuatu yang dapat dihitung secara matematis, karena blok-blok yang ada di dalamnya berbentuk kode yang dapat diterjemahkan dan diverifikasi developer.
Algoritma di dalam Blockchain membuat nilainya menjadi lebih terukur, sangat berbeda dengan mata uang yang sehari-hari kita gunakan saat ini. Misalnya USD/IDR, dll yang nilainya dikontrol oleh Bank, mereka juga bebas untuk mencetak berapa banyak disebarkan dalam masa tertentu, termasuk penentuan suku bunga.
Berbeda dengan cryptocurrency, karena berbasis perhitungan matematis yang terstruktur, bahkan jumlah sebaran mata uangnya pun dapat diprediksikan. Sehingga semua orang bisa tahu, tiga tahun lagi akan ada berapa banyak uang digital yang ada di dunia. Bahkan nilai inflasinya pun dapat dikalkulasi dengan baik. Salah satu gambaran pertumbuhannya bisa dilihat dan diakses dalam grafik berikut :
Bitcoin Monetary Inflation
2. Memiliki keamanan yang kuat
Manfaat terdesentralisasi Blockchain adalah tidak ada data yang dipusatkan di satu tempat. Semua data tersebar ke server para miner atau penambang yang ikut membantu mengamankan jaringan Blockchain. Untuk menjadi penambang mereka harus secara akurat memecahkan algoritma perhitungan yang ada, sehingga tercipta blok baru (dengan komisi berupa uang digital / cryptocurrency).
Perbedaan Sistem Tradisional dengan Blockchain
1. Sistem Tradisional
Kepercayaan Dengan Pihak Ketiga - Misalnya anda membeli secangkir kopi di kafe kesayangan anda di Mall. Sewaktu membayar, anda menggunakan kartu kredit di mesin kartu kafe. Disini terjadi sebuah transfer uang dari akun anda ke akun kafe tadi.
Tapi anda tahu dari mana bahwa transfer ini benar-benar terjadi? Mengapa kafe bisa percaya bahwa uang anda telah ditransfer ke account mereka? Ini karena ada pihak ketiga yang dipercayai oleh anda dan pihak kafe. Dalam hal ini, pihak ketiga adalah bank, atau jaringan kartu kredit yang anda gunakan (Visa, MasterCard, atau Amreican Express). Pihak kafe mempercayai pihak ketiga tersebut.
2. Sistem Teknologi Blockchain
Blockchain adalah teknologi yang tidak menggunakan pihak ketiga. karena, catatan transaksi-transaksi yang terjadi akan disimpan oleh banyak komputer yang tersebar di jaringan itu sendiri. Jadi lebih susah untuk di hack oleh ratusan atau ribuan komputer, dan kemungkinan di hack juga kecil.
Jadi, jika anda membayar kopi anda menggunakan Bitcoin (salah satu cryptocurrency), pembayaran kopi tersebut ditransfer dari alamat Bitcoin anda ke alamat Bitcoin pihak kafe secara peer-to-peer. Dan transaksi ini dicatat di seluruh komputer yang tersebar di jaringan Bitcoin.
Contoh Sederhana yang Menjelaskan Sistem Kerja Blockchain
1) Contoh Sistem Non-Blockchain
Di sebuah RT yang percaya ke pihak ketiga - sebuah RT mempunyai 15 rumah, Pak RT mempercayai pencatatan transaksi finansial kepada Pak Budi. Pak Budi bertugas mencatat siapa saja yang belum membayar iuran bulanan RT, dan juga rumah yang berhutang ke rumah lain jika mereka mengadakan acara makan bersama.
Di sini, Pak Budi adalah pihak yang dipercaya sebagai akuntan untuk 15 rumah di RT tersebut, semua warga RT mempercayai Pak Budi melakukan pencatatan akurat. Tentunya ada beberapa resiko di sini:
- Bagaimana jika buku catatan finansial Pak Budi hilang dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab?
- Bagaimana jika Pak Budi mencoba untuk mencuri uang kas RT?
- Bagaimana jika sahabat-sahabat Pak Budi memanipulasi Pak Budi untuk menghapus hutang mereka dari catatan?
2) Contoh Sistem Blockchain
Jika RT ini menggunakan blockchain - Jika RT di atas menggunakan sistem blockchain, maka Pak RT memulai dengan menanyakan ke para penghuni: siapa saja dari mereka yang tertarik untuk menjadi akuntan RT. Semisal ada 9 penghuni tertarik, maka 9 orang ini mencatat semua transaksi yang terjadi di RT, dan catatan mereka semua akan identik / sama. Dengan cara ini, akan lebih sulit untuk mencuri 9 buku catatan, atau pun untuk memanipulasi 9 orang yang berbeda.
Cryptocurrency
Jika sebuah RT menggunakan Cryptocurrency - Sebut saja di sebuah RT semua penghuninya menyukai coklat, jadi kita akan gunakan coklat sebagai currency / uang yang dipakai di sini. 9 penghuni ini akan bekerja menjadi akuntan di RT itu, dan mereka bersaing untuk mendapatkan coklat imbalan dari pekerjaan akuntan. Di dalam dunia blockchain dan cryptocurrency, 9 penghuni ini disebut sebagai miner (penambang) karena mereka bekerja untuk menambang coklat.
Jika ada sebuah kalkulasi transaksi yang kompleks, misalnya ke-15 rumah di RT ini semua mengadakan acara makan siang, dan semua orang memesan makanan yang berbeda sehingga pembayarannya pun berbeda, ke-9 akuntan RT ini akan bersaing mengkalkulasikan transaksi paling cepat. Siapapun yang menyelesaikan paling cepat dan bisa dikonfirmasi oleh 8 akuntan lainnya bahwa perhitungannya benar, maka dia akan diberikan coklat. Inilah alasan mengapa para penambang atau miner idealnya mempunyai komputer yang kuat dan cepat untuk mining.
Tapi, selain 9 orang akuntan ini, para penghuni lain di RT ini juga bisa memperjual-belikan coklat, karena coklat ini mempunyai nilai (ada penawaran dan permintaan). Jika RT ini memiliki penduduk baru, permintaan coklat akan bertambah banyak, sehingga harga coklat naik karena permintaan yang lebih tinggi sedangkan jumlah penawaran (atau supply coklat) jumlahnya tetap.
Sifat-Sifat Blockchain untuk Investor Cryptocurrency
Jika anda telah membaca dan mengerti konsep blockchain secara umum di atas, berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang blockchain dari sisi investor cryptocurrency.
1. Open-source dan Transparan
Penting untuk dipahami bahwa kode blockchain itu sifatnya sangat transparan. Jika anda adalah seorang pengembang / developer yang membaca kode blockchain, anda bisa memverifikasi sendiri kode apa yang tertulis, misalnya pada Bitcoin:
Banyaknya supply Bitcoin saat permulaan (blok Genesis)
Jumlah tingkat inflasi Bitcoin (untuk mengerti permintaan dan penawaran)
Jika dibandingkan dengan mata uang umum sebuah negara (misalnya Dollar AS), yang dikontrol oleh bank, orang biasa seperti kita tidak akan pernah tahu seberapa banyak uang baru yang akan dicetak di masa depan, misalnya 10 tahun yang akan datang; Atau berapa suku bunga bank di tahun depan. Dengan cryptocurrency inilah semua bisa diverifikasi di dalam kode yang tertulis.
2. Ter-desentralisasi / Tidak Terpusat
Cryptocurrency adalah sistem yang tersebar, dimana tidak ada satu orang atau satu perusahaan yang mengontrolnya. Kode blockchain tidak terletak di sebuah server pusat yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan, tetapi tersebar di ribuan komputer di jaringan blockchain tersebut. Anda pun bisa mempunyai node sendiri, dimana komputer / mesin anda berisikan blok-blok dan catatan transaksi blockchain tersebut.
3. Supply dan Tingkat Inflasi-nya Jelas (Datanya Tersedia)
Karena blockchain sifatnya transparan, kita bisa tahu secara tepat ada berapa banyak supply cryptocurrency tersebut dan juga berapa banyak yang akan dicetak di masa depan.
Mengapa Supply itu Penting?
Semua hal di dunia crypto bisa dijual dan dibeli, mereka mempunyai harga. Dan harganya selalu bergantung dari supply dan demand (permintaan dan penawaran).
Bayangkan bila semua orang di dunia mempunyai pohon apel yang bisa memproduksi jumlah apel yang tidak terbatas, dengan kualitas yang sama. Maka harga apel akan menjadi sangat murah dan bahkan mungkin mendekati 0, karena percuma saja anda membeli sesuatu yang bisa anda produksi sendiri kapan pun anda mau.
4. Immutable (Tak Bisa Dibatalkan)
Apapun yang sudah dikonfirmasi di jaringan blockchain tidak bisa dibatalkan. Jika anda telah membuat kesalahan dalam mentransfer dana anda ke alamat yang salah, berarti dana anda hilang, kecuali jika pemilik dari akun penerima tersebut berbaik hati untuk mengembalikan dana anda. Tapi perlu diingat bahwa hampir tidak mungkin untuk bisa mengetahui siapa pemilik sebuah alamat cryptocurrency.
Ada kasus pengecualian di blockchain dimana sesuatu bisa dibatalkan. Contohnya pada Ethereum. Pada waktu itu, seorang (atau sekelompok) hacker mencuri dana Eth yang besar dari project The DAO (15% dari semua Eth yang beredar). Para developer Ethereum tidak membiarkan hal ini terjadi dan membatalkan transaksi tersebut dengan hard fork yang membuahkan Ethereum versi baru. Tetapi versi lama Ethereum tetap di-maintain oleh beberapa pihak miner. Versi lama ini dikenal dengan nama Ethereum Classic.
5. Hampir Tidak Mungkin Untuk di-Hack
Project teknologi blockchain yang baik tentunya didukung oleh banyak miner / penambang yang ikut membantu mengamankan jaringan blockchain tersebut dengan perangkat mining mereka / komputer. Mining cryptocurrency adalah bisnis tersendiri yang sangat besar perkembangan nya. Para penambang crypto diberi imbalan dengan cryptocurrency yang mereka tambang.
Intinya para penambang ini bersaing untuk menyelesaikan sebuah perhitungan matematika dalam proses pertambangan. Siapapun yang berhasil memecahkan perhitungan dengan akurat dan menciptakan blok baru untuk blockchain, akan diberikan imbalan berupa koin / cryptocurrency. Maka dari itu para penambang ini berani untuk berinvestasi besar untuk membeli perangkat mining yang berkualitas dan juga membayar biaya listrik yang mahal untuk aktifitas mining mereka.
Untuk meng-hack sebuah blockchain, harus bisa mengontrol lebih dari setengah (>50%) kekuatan komputer yang ikut mengamankan jaringan blockchain (dikenal dengan nama penyerangan 51%). Hal yang langka untuk saat ini jika sebuah blockchain di hack, umumnya peretasan terjadi pada sebuah exchange (seperti Mt.Gox), dan smart contract yang memiliki kelemahan security (seperti The DAO) dan bukan pada blockchain itu sendiri.
Pengertian Cryptocurrency
Apa Itu Cryptocurrency? Cryptocurrency terdiri dari dua kata, yakni crypto yang merujuk pada bahasa persandian dalam dunia komputer dan currency yang merujuk pada nilai mata uang.
Dapat ditarik definisi bahwa cryptocurrency adalah sebuah mata uang digital yang digunakan untuk bertransaksi secara virtual / digital (melalui jaringan internet) yang dilindungi persandian komputer yang rumit.
Sejarah Cryptocurrency
Cryptocurrency pertama kali di dunia adalah Bitcoin. Bitcoin diciptakan pada tahun 2009 oleh pengembang bernama Satoshi Nakamoto. Bitcoin menggunakan algoritma SHA-256 yang merupakan seperangkat fungsi hash kriptografi yang dirancang oleh Badan Keamanan Nasional AS. Bitcoin adalah cryptocurrency yang mempunyai sistem sistem proof-of-work.
April 2011, Namecoin adalah altcoin pertama dunia, diciptakan untuk membentuk DNS terdesentralisasi untuk membuat penyensoran internet menjadi lebih sulit.
Oktober 2011, Litecoin altcoin yang dirilis dan menjadi cryptocurrency pertama yang sukses menggunakan algoritma scrypt sebagai fungsi hashnya daripada algoritma SHA-256. Ini memberi masyarakat umum kemampuan untuk menambang litecoin tanpa pembelian perangkat keras tertentu seperti perangkat ASIC yang digunakan untuk menambang Bitcoin.
Jenis-Jenis Cryptocurrency
Terdapat beberapa jenis cryptocurrency yang saat ini sudah beredar dan banyak digunakan, misalnya Bitcoin, Ethereum, Litecoin, Monero, atau Ripple. Tetapi bitcoin menjadi uang digital yang pertama kali diluncurkan dan saat ini yang menjadi yang paling bernilai tinggi.
Salah satu keunikan Bitcoin, diciptakan hanya sampai 21 juta jumlah koin saja (diprediksikan baru akan habis ditambang pada tahun 2140 mendatang), ini merupakan protokol yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun karena sudah menjadi kesepakatan sejak awal diciptakan.
Legalitas Cryptocurrency di Indonesia
Bank Indonesia sudah menyatakan larangan terhadap cryptocurrency untuk kegiatan transaksi dan tidak diakui menjadi alat pembayaran yang sah. Hal tersebut didasarkan pada undang-undang yang menyatakan bahwa alat pembayaran yang diterima di Indonesia hanya Rupiah. Yang perlu kita digaris bawahi adalah uang virtual cryptocurrency tidak dianggap ilegal, hanya transaksinya yang tidak diperbolehkan.
Cara Menggunakan Cryptocurrency
Cryptocurrency digunakan langsung tanpa memerlukan pihak ketiga. Siapapun bisa bertransaksi didalamnya. Yang umum digunakan saat ini selain Bitcoin adalah Ethereum, Litecoin, Ripple dan Stellar. Sementara Waves, Cardano, Doge, dll dikenal sebagai koin yang biaya transaksi rendah. Tidak satupun mata uang yang berbentuk fisik, semuanya virtual yang diamankan dengan Private Key.
Bagaimana menggunakan cryptocurrency? Setiap mata uang crypto membutuhkan wallet atau dompet yang akan menyimpan, untuk mengirim ataupun menerima. Jika Anda tidak memiliki Core Wallet ataupun Node, juga tersedia Light Wallet. Atau dapat menggunakan wallet yang disediakan oleh bursa crypto Indonesia, ini merupakan cara yang paling praktis tanpa memasang aplikasi wallet di perangkat.
Demikian penjelasan Apa itu Cryptocurrency dan Blockchain, semoga bermanfaat